Senin, 02 Juni 2008

Potret Suku Terasing

[ Sabtu, 31 Mei 2008 ]
Potret Suku Terasing di Perbatasan Brazil-Peru
ACRE - Salah satu suku terasing di Amerika Selatan tertangkap kamera. Suku yang belum bersentuhan dengan dunia luar itu mendiami hutan Amazon yang berada di perbatasan antara Brazil dan Peru.

Pemotretan tersebut sengaja dilakukan pemerintah Brazil untuk meyakinkan keberadaan mereka. Juga sekaligus untuk membantu melindungi wilayah hutan tempat mereka tinggal.

Gambar-gambar yang diambil dari pesawat terbang itu menunjukkan warga suku tersebut yang berkulit merah. Mereka terlihat mengarahkan busur dan panahnya ke arah pesawat yang melintas di atas mereka untuk melakukan pemotretan.

''Pemotretan ini kita lakukan untuk menunjukkan bahwa mereka benar-benar ada,'' jelas lembaga perlindungan suku terasing Survival International. Salah satu anggota lembaga itu, Jose Carlos dos Reis Meirelles Junior, mengatakan bahwa banyak yang menyangsikan keberadaan mereka.

Survival Internasional memprediksi sekitar 100 suku terasing masih bertahan hidup di dunia. Separo di antara mereka tinggal di Brazil dan Peru. Stephen Corry, direktur lembaga itu, mengungkapkan bahwa keberadaan mereka terancam jika lahan yang menjadi tempat tinggal mereka tidak dilindungi.(bbc/ruk)

Hubungan Kerukunan antar Umat beragama

Internasional
[ Senin, 02 Juni 2008 ]
Dalai Lama ke Masjid
NEW DELHI - Dalai Lama kemarin (1/6) berpenampilan seperti ulama. Pemimpin perjuangan Tibet itu diberi kopiah haji dan dikalungi serban cokelat saat mengunjungi Masjid Agung di New Delhi. Dia juga duduk bersila di atas sajadah oranye. Kedua tangannya menengadah saat berdoa.

Saat keluar, dia yang bersandal jepit melambai dan disambut dengan hangat para jamaah.

Acara itu merupakan bagian dari acara Dalai Lama menghadiri konferensi antiterorisme. Konferensi yang menolak cara kekerasan dengan ''membajak'' agama itu diprakarsai Jama Masjid United Forum, organisasi muslim India.

Ketika berbicara dalam konferensi, dia meminta komunitas internasional memahami akar terorisme. Adalah salah, kata Dalai Lama, mengecap seluruh muslim kaum militan. ''Setiap tindakan punya motivasi. Kita harus memahami atau berhadapan dengan setiap motivasi yang membuat aksi terorisme,'' katanya.

Dalai Lama menyebut kasus 11 September 2001 mencemaskan konflik Katolik dan Protestan di Irlandia Utara, juga antara muslim Sunni dan Syiah di Iraq dan Pakistan.

Syed Yahya Bukhari, presiden Jama Masjid United Forum, mengatakan, sasaran terorisme meluas ke lokasi baru dengan metode dan alat makin canggih, inovatif, dan merusak. (AP/AFP/roy)

Memupuk Kepedulian sesama Anak Bangsa

[ Sabtu, 31 Mei 2008 ]
Memupuk Kepedulian pada Sesama Anak Bangsa
Indonesia saat ini sering kehilangan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan akibat ulah elitenya. Sudah banyak ruang ekspresi kebangsaan yang direduksi semata-mata ke dalam nilai materialistis. Akibatnya, rasa kebersamaan sebagai warga negara lambat laun terkikis.

Seiring dengan kondisi krisis yang belum teratasi di negeri zamrud khatulistiwa ini, bangsa Indonesia seharusnya bisa memaknai nasionalisme secara lebih substantif.

Tak ada kata lain, mengobarkan kembali rasa kebangsaan, rasa cinta tanah air, dan semangat gotong royong untuk membangun Indonesia amat diperlukan. Selain itu, kepedulian pada sesama anak bangsa yang hidup di bumi Indonesia perlu ditumbuhkan sebagai wujud nasionalisme bangsa.

Rofiqoh Hadiyati, Universitas Negeri Yogyakarta, Karangmalang, Jogjakarta

Jangan hanya anak bangsa, kalau bisa ya sekalian Anak dunia, lebih Universal, Trima kasih

Kelemahan mendasar Pariwisata Indonesia, Jawapos

[ Senin, 02 Juni 2008 ]
Kelemahan Mendasar Pariwisata Indonesia
Oleh Didik J. Rachbini *

Sekarang Juni, berarti kebijakan dan program Visit Indonesia Year 2008 (VIY 2008) sudah berlangsung hampir setengah tahun. Pertanyaan yang muncul, apa yang sudah dicapai selama beberapa bulan ini dan sejauh mana hasil dari kebijakan dan program VIY 2008 tersebut?

Sebenarnya, jika dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, kebijakan dan program VIY 2008 itu bisa dijadikan titik balik untuk mengatasi stagnasi pariwisata saat ini. Tetapi, karena pelaksanaannya masih sayup-sayup didengar, keinginan untuk menjadikan program VIY 2008 sebagai titik balik tidak bisa diharapkan terlalu tinggi oleh masyarakat, termasuk stakeholders pariwisata Indonesia.

Pada waktu peluncuran program tersebut, kemeriahan dan perhatian publik tidak terlihat atraktif. Bahkan, presiden tidak hadir, yang menunjukkan bahwa pariwisata belum menjadi sektor unggulan yang harus diperhatikan. Belum ada kesadaran pada level paling tinggi untuk menjadikan sektor itu sebagai sektor unggulan.

Sumber daya minyak pasti habis. Namun, yang menjadi pendukung pariwisata bukan sumber daya alam. Sumber daya pariwisata mudah dikembangkan karena tersedia di depan mata sebagai kekayaan alam, warisan budaya, atau kondisi sosial yang unik.

Yang diperlukan hanyalah kesadaran untuk mengembangkan potensi serta menjaga aset tersebut. Lebih jauh, tangan pemerintah dan stakeholders lainnya perlu mengembangkan sistem untuk pemasaran dan promosi.

Tetapi, kemudahan dan potensi pariwisata tersebut tidak berkembang. Itu terlihat dari kunjungan wisatawan internasional yang relatif rendah dibandingkan dengan wisatawan internasional di negara lain di sekitar kita. Malaysia, Singapura, dan Thailand jauh berlari mendahului kita selama ini. Semua itu disebabkan banyak kelemahan yang membelit sistem kepariwisataan kita.

***

Apa kelemahan mendasar dari pariwisata Indonesia pada saat ini? Pertama, kelemahan pada level citra atau image. Indonesia tergambar sebagai negara atau wilayah yang tidak aman, fluktuasi politik tidak pasti, dan citra kisruh sosial yang dianggap berkepanjangan.

Citra itu tidak menggambarkan keadaan Indonesia yang sebenarnya, tetapi citra kisruh tersebut ada di pikiran komunitas pariwisata internasional. Peringatan perjalanan (travel warning) dari AS yang berlangsung bertahun-tahun -meski beberapa hari lalu telah dicabut- menghambat pengembalian citra Indonesia untuk menjadi negara tujuan yang aman.

Karena itu, pencabutan peringatan perjalanan oleh pemerintah AS baru-baru ini dapat dijadikan modal untuk menuju ke arah tersebut.

Mengelak dan mengubah citra itu memang tidak mudah, tetapi bisa dilakukan dengan sistem dan program pencitraan tinggi dengan keterlibatan negara pada level pimpinan negara yang tertinggi serta dukungan sumber daya yang besar. Tanpa tindakan kolektif seperti itu, pencitraan Indonesia masih akan bermasalah sehingga sulit bagi wisatawan untuk memilih Indonesia sebagai tujuan wisata pada urutan atas.

Kedua, elemen promosi dan pemasaran pariwisata Indonesia lemah karena tersangkut dengan birokrasi yang geraknya terbatas. Kultur birokrasi Indonesia sulit berubah dan berkembang untuk membawa misi program internasional yang dinamis dengan tantangan kompleks.

Birokrasi Indonesia bisa bergerak dinamis jika ada pemimpin yang kuat di departemen yang bersangkutan. Itu merupakan kelemahan mendasar dari promosi kita selama ini karena sistemnya tidak berjalan dinamis, spontan, dan otomatis.

Karena itu, jalan untuk memperbaiki fungsi promosi dan pemasaran tersebut harus direformasi dengan melibatkan elemen yang dinamis di luar birokrasi, terutama sektor privat dan stakeholder lainnya yang terkait erat dengan pariwisata itu. Gagasan tentang badan promosi adalah salah satu cara untuk mereformasi sistem promosi dan pemasaran pariwisata di Indonesia agar lepas dari jebakan stagnasi ketergantungan pada birokrasi yang rumit.

Aspek perencanaan pariwisata tidak memadai serta kemampuan mengantisipasi peluang dan tantangan ke depan jauh dari yang diharapkan. Akibatnya, kegiatan pariwisata yang ada sekarang bersifat apa adanya.

Daya tarik wisata hanya warisan dari yang sudah ada, bahkan tidak ada pengembangan secara memadai agar daya tarik tersebut dipelihara. Tidak sedikit pula daya tarik pariwisata yang mengalami kemunduran, punah, dan hilang begitu saja karena tidak ada usaha yang cukup memadai untuk menjaganya. Bahkan, yang paling naif, kesadaran untuk menjaga kelestarian daya tarik wisata tersebut juga tidak ada sama sekali, baik dari pemerintah maupun pemerintah pusat.

Ketiga, kelemahan yang mendasar pada birokrasi Indonesia tidak lain adalah kelemahan dalam sistem koordinasi. Pada pemerintahan sekarang ini, banyak kebijakan lintas sektoral yang terbengkalai karena masalah birokrasi. Sektor pariwisata terkait dengan 17 urusan di sektor atau departemen lainnya yang tidak mudah dalam sistem koordinasi. Ciri birokrasi di Indonesia adalah ekslusivitas negatif yang melekat dalam tindakan dan kiprahnya dalam menjalankan pelayanan publik.

Jika hendak mengatasi masalah itu, kita perlu membangun sistem koordinasi pada level tinggi, yang diwajibkan UU agar sektor terkait memberikan dukungan kuat terhadap kebijakan dan program untuk pencapaian tujuan dan sasaran pariwisata. Koordinasi diangkat di atas level menteri agar ada otoritas koordinasi yang efektif untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Keempat, kelemahan dari pariwisata Indonesia juga terletak pada sistem perencanaan dan implementasi di lapangan. Birokrasi rumit dengan berbagai sektor yang banyak dan beragam dengan prioritas tidak pasti.

Dalam keadaan seperti itu, pariwisata yang terkait dengan banyak sektor sulit dikoordinasikan. Setidaknya 17 urusan atau sektor terkait dengan pariwisata merupakan kerumitan tersendiri bagi birokrasi sehingga melemahkan sistem perencanaan ke depan.

Kelembagaan koordinasi menjadi langka dan sangat penting untuk dijalankan sebagai sebuah sistem, yang harus dijalankan oleh departemen terkait. Pimpinan koordinasi, ternyata, memang tidak bisa efektif pada level menteri sehingga harus dinaikkan pada level presiden atau wakil presiden.

* Didik J. Rachbini, ekonom, anggota DPR

Osteoporosis

[ Jum'at, 30 Mei 2008 ]
Nyeri Punggung karena Osteoporosis?
Dokter Indra yang baik, saya seorang perempuan berumur 61 tahun. Keluhan saya, sudah satu bulan ini punggung terasa nyeri. Saat periksa ke klinik, saya disuruh foto/X-Ray. Hasilnya, tulang punggung keropos. Setelah itu, saya melakukan pemeriksaan osteoporosis pada tumit. Hasilnya -2,5. Apa ada hubungan antara nyeri punggung dan osteoporosis? Selain obat-obatan, apakah saya juga harus berolahraga agar nyeri berkurang? Terima kasih, Dokter.

Trisnawati, Sidoarjo

Ibu Tris, tulang merupakan organ tubuh keras yang sepertiganya garam kalsium, seperlimanya bahan organik, dan sisanya air. Dia bersifat dinamis dan punya fungsi membentuk rangka tubuh, memberikan postur tegak, melindungi organ vital, tempat melekat otot, pendukung proses hematopoetik, serta mengatur keseimbangan kalsium, fosfat, dan mineral dalam darah.

Tulang juga memiliki kemampuan regenerasi (osteogenesis) serta resorpsi secara terus-menerus. Hal ini yang membuat kekuatan tulang dapat dipertahankan. Proses berkesinambungan ini disebut sebagai bone remodeling. Pada usia muda, proses tersebut berlangsung cepat, mencapai puncak pada pertengahan usia dan melambat pada usia tua.

Hasil pemeriksaan pada tumit -2,5 merupakan tanda osteoporosis. Tetapi, bila ingin memeriksa lebih akurat, Ibu perlu melakukan pemeriksaan bone mineral density (BMD) dengan menggunakan bone scan.

Keluhan yang paling sering pada osteoporosis adalah nyeri yang bersifat tajam dan episodik/berulang. Setiap serangan nyeri mewakili adanya patah tulang (micro fracture) yang diikuti oleh kerusakan jaringan lunak dan kaku (spasme) otot daerah sekitarnya. Pencetus terjadinya patah tulang adalah kerapuhan tulang, jatuh, dan gaya (force).

Nyeri punggung Ibu juga disebabkan kekakuan otot punggung. Spasme ini terjadi pada otot punggung yang selanjutnya mengakibatkan nyeri otot punggung. Olahraga/latihan fisik sangat diperlukan untuk penderita osteoporosis. Tujuan olahraga adalah menghambat penurunan massa tulang; memelihara dan meningkatkan kekuatan otot, terutama otot sekitar tulang yang sering patah; memperbaiki keseimbangan tubuh; dan mencegah jatuh.

Agar olahraga Ibu benar, Ibu perlu melakukan senam khusus osteoporosis yang ada pada klinik atau rumah sakit yang mengadakan senam osteoporosis. Jangan lupa minum dua gelas susu setiap hari. Setelah semua dilakukan, Ibu perlu periksa ulang BMD setelah enam bulan untuk melihat hasilnya. Semoga bermanfaat buat Ibu. (*)

dr Indra Tjahjono SpRM

Tips tunda pikun

[ Sabtu, 31 Mei 2008 ]
Tunda Pikun dengan Makanan?
OLEH : Prof Bambang Wirjatmadi MD MS MCN PhD

Prof Bambang yang terhormat, saya sering lupa dan sesekali bengong. Terutama setelah usia lebih dari 50 tahun ini, ketika kepikunan sudah mewarnai ketuaan. Saya sering mengalami hal itu saat disibukkan hal lain. Kira-kira Dok, adakah makanan yang dapat menghambat atau menghindari kepikunan saya?

Terima kasih

Bapak Suwarso, Sidoarjo

Penurunan daya ingat otak merupakan proses fisiologis pertumbuhan manusia. Proses tersebut mungkin terjadi karena penuaan. Penuaan itu tidak bisa dicegah, namun bisa ditunda. Cepat atau lambatnya penuaan sangat bervariasi dan bersifat individual. Untuk menunda penuaan tersebut, salah satunya adalah otak harus selalu digunakan (berpikir) dan jangan dibiarkan "menganggur" (tidak digunakan).

Kalau Bapak sudah pensiun dari pekerjaan, Bapak harus mulai mencari kegiatan agar otak terus terasah. Misalnya, mengikuti kursus atau kegiatan sosial. Waktu senggang juga bisa digunakan untuk membaca.

Untuk menjaga supaya otak tetap bisa digunakan secara baik, konsumsi makanan harus tetap diperhatikan. Pertahankan pola konsumsi pangan yang beragam,bergizi, dan berimbang. Beragam maksudnya jangan makan makanan tertentu saja, Tapi lengkap dari nasi, lauk, sayur hingga buah. Tentu saja, pastikan makanan tersebut memiliki gizi yang bagus dengan melihat cara pengolahannya. Berimbang artinya makan secukupnya. Jangan berlebihan.

Tidak ada jenis makanan yang secara spesifik bias memperbaiki daya ingat. Sebab, penuaan yang terjadi di otak berupa penurunan fungsi organik. Tidak dipengaruhi konsumi makanan kita.

Namun yang tetap harus diingat, konsumsi makanan tidak boleh sembarangan mengingat usia bapak yang sudah tidak lagi muda. Misalnya kurangi asupan gula dan garam.

Yang juga tidak boleh ditinggalkan adalah olahraga. Dengan menggerakkan fisik secara rutin, organ tubuh dapat terbantu agar bisa bekerja secara maksimal. Ada juga gerakan gerakan olahraga yang bisa membantu melatih daya ingat bapak. (*)

Awet Muda dengan terapi hormon

[ Minggu, 01 Juni 2008 ]
Awet Muda dengan Terapi Hormon
Menjadi tua adalah sebuah siklus kehidupan yang tidak bisa dihindari. Seiring bertambah usia, organ tubuh juga mengalami penurunan fungsi. Namun, penuaan pada setiap orang berbeda. Sebab, usia bukan satu-satunya faktor penuaan.

"Penuaan dipengaruhi faktor genetik, lingkungan, gaya hidup, dan penyakit yang diderita seseorang," kata Prof Dr Iswan A. Nusi SpPD K-GEH, ketua Perkumpulan Awet Sehat Indonesia (Pasti) Cabang Surabaya, di seminar Upaya Peningkatan Kualitas Hidup secara Optimal kemarin (31/5).

Menurut Iswan, menua dan penuaan adalah dua hal yang berbeda. Menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan struktur dan fungsi jaringan. Menua dipengaruhi menurunnya kemampuan liver dalam mengubah hormon pertumbuhan menjadi hormon insulin. Penuaan adalah penurunan fungsi secara fisiologis dari tubuh dan berbagai sistem organ yang berakibat pada peningkatan kejadian penyakit.

"Deteksi dini penyakit, prevensi, dan terapi untuk membalikkan disfungsi organ-organ dan penyakit yang berhubungan dengan pertambahan usia dapat menghambat penuaan,'' katanya.

Kunci untuk menghentikan dan membalikkan proses menua dan penuaan terdapat pada kelenjar pituitary. Itu adalah kelenjar penghasil hormon pertumbuhan. Bila kemampuan pituitary dalam menghasilkan hormon pertumbuhan dapat diaktifkan kembali, seseorang bisa melawan penuaan hingga 20 tahun lebih muda. Fungsi liver juga membaik.

"Pengobatan yang dijalani tidak sekadar untuk awet muda, tapi mengembalikan fungsi organ tubuh. Jika organ tubuh berfungsi normal, kita bisa terlihat 10-20 tahun lebih muda," ujarnya.

Sistem kerja pituitary adalah merangsang produksi hormon pertumbuhan kemudian dikonversi menjadi IGF-1 di liver atau hati. IGF-1 berfungsi untuk mencari sel-sel tubuh yang rusak, kemudian memperbaiki atau menggantinya dengan sel yang baik. "Jadi, selama hati masih berfungsi normal, tidak akan terjadi menua dan penuaan dini. Kemampuan seksual, daya ingat, dan kemampuan fisik bisa dipertahankan," ucapnya.

Bila liver sakit, misalnya mengalami keradangan kronik apalagi hati mengerut, proses menua dan penuaan akan berjalan lebih cepat. Sebab, IGF-1 tidak bisa menjalankan fungsinya untuk mengganti sel yang rusak dengan sel baru secara normal.

Lantas, apa yang bisa dilakukan? "Terapi sulih hormon IGF-1 bisa membantu menghambat proses itu," kata Iswan.

Yang perlu diingat, menua dan penuaan tidak bisa dihindari. Namun, untuk membantu regenerasi bisa berjalan lancar dan fungsi organ tubuh tetap optimal, menikmati sehat di masa lanjut usia bukan sesuatu yang mustahil. (uji/ayi)